Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mewacanakan akan membentuk Holding dan dua sub holding di PT PLN (Persero). Pembentukan dua sub holding itu sejatinya buntut dari krisis batu bara PLN akibat tidak terpenuhinya pasokan batu bara dalam negeri untuk kebutuhan pembangkit.
Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan, melihat kondisi dan situasi PLN saat ini bahwa diperlukan pembenahan di tubuh PLN secara baik dan menyeluruh. Kinerja PLN akan terus menemui kendala tatkala tidak adanya perombakan struktural di PLN secara menyeluruh.
Erick mencatat, saat ini hutang PLN mencapai hingga Rp 500 triliun-an, disamping itu PLN harus terus menambah investasinya untuk pengembangan energi baru dan terbarukan seiring dengan komitmennya Indonesia untuk mencapai net zero emission atau netral karbon.
"Disamping hutang, investasi EBT PLN harus jalan, tentu harus ada restrukturisasi hutang dan efisiensi capex, sehingga hutang PLN bisa turun. Nah ini yang harus kita lakukan, karena itu kita kembali harus memperbaiki struktur total dari PLN," terang Erick, Rabu (12/1/2022).
Maka dari itu kata Erick, pihaknya sedang mempelajari untuk membuat holding dan sub holding layaknya PT Pertamina (Persero).
Yang pertama adalah sub holding ritel. Sub holding ini hanya akan fokus mengurusi pelayanan ritel seperti konsumen listrik. Ketika fokus konsumen listrik PLN akan dilayani secara baik.
"Di sub holding ritel kita usulkan sejak awal implementasi yang namanya smart meter. Supaya kita melihat daripada ongkosnya akan lebih efisien," ungkap Erick
Yang kedua, adalah sub holding powert atau pembangkit. Sub holding ini akan fokus pada pembangkit baik batu bara, energi terbarukan seperti solar, air geothermal dam lainnya.
"Jika ini terjadi, PLN batu bara kita lebur atau ditutup karena ada institusi baru yang melakukan ini secara terkonsolidasi. Dan kita tidak mau justru pengadaan batu bara menjadi birokrasi berkepanjangan, kenapa tidak langsung saja ke pembangkit," ungkap Erick.
Adapun untuk PLN Pusat berdiri sebagai holding dan mengurus masalah transmisi listrik.
Seperti yang diketahui, rencana pembentukan holding dan sub holding ditubuh PLN ini adalah buntut dari terjadinya krisis batu bara untuk pembangkit listrik milik PLN. Karena hal itu, anak usaha PLN yakni PLN Batubara akan dibubarkan karena diklaim tidak bisa mengamankan pasokan batu bara untuk PLTU.
Sebelumnya memang Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marinves), Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan bahwa ke depan pembelian batu bara PLN tidak bisa lagi melalui trader seperti halnya yang dilakukan oleh PLN Batubara itu. Sehingga, kondisi pasokan batubara PLN mengalami krisis seperti yang terjadi saat ini.
"Enggak ada [lagi lewat PLN Batubara]. PLN Batubara kita minta dibubarin," tegas Luhut, seperti dikutip Selasa (11/1/2022).
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo angkat bicara, ia mengatakan bahwa, terkait wacana pembubaran PLN Batubara, sebagai perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Negara, PLN akan menjalankan keputusan Pemerintah selaku pemegang saham perseroan.
"Apapun keputusannya, concern kami yaitu menjaga pasokan batu bara terjamin dan listrik tersedia bagi masyarakat. Pemerintah tentunya memiliki kebijakan yang terbaik terkait pengelolaan batu bara," ungkap Darmawan.[cnbcindonesia.com]
Post a Comment for "Simak! Ini Dua Sub Holding PLN Yang Bakal Dibuat Erick Thohir"