SilahkanSHARE! | Berbuat baik itu bisa dilakukan oleh siapa saja asal mau dan mampu melakukanya. Kebaikan inilah yang baru-baru ini dilakukan oleh Jessica Pearce.
Dikutip dari ABC.net.au [30/5/2017], Jessica Pearce begitu tersentuh melihat kehidupan para tunawisma di Melbourne, Australia, sehingga ia pun memutuskan membeli beberapa rumah para gelandangan itu.
Pearce tengah menginap di sebuah hotel di Flinders Street bersama pasangannya selama liburan Natal ketika mereka melihat masalah tunawisma di Melbourne.
"Kami merasa terkejut dan sepertinya juga merasa bersalah. Kami tidak menyadari betapa buruknya situasi perumahan di Melbourne," katanya kepada ABC.
"Jalan-jalan dipenuhi orang yang tidur berjajar beralaskan kasur atau tanah."
"Saya rasa pengalaman itu begitu menyentuh dan saya pikir mungkin ada sesuatu yang bisa kami lakukan."
Salah satu dari tunawisma tersebut adalah seorang pria yang sedang tidur di tangga gereja Katedral St. Paul.
"Dia memiliki anak berusia dua dan tiga tahun yang tinggal dengan mantan pasangannya. Dia tidak memiliki akses terhadap kedua anaknya itu karena tidak punya tempat tinggal," kata Pearce.
Pearce dan rekannya mengundang pria itu ke hotel mereka selama dua malam, sebelum menempatkannya di sebuah motel selama sebulan.
"Saya ingin dia memiliki akomodasi yang stabil untuk anak-anaknya."
Tapi setelah pengalaman tersebut, dia memutuskan untuk membeli rumah di daerah yang lebih murah. Dua minggu lalu ia membeli empat buah rumah.
"Seluruh rumah itu saya beli hanya berselang tiga atau empat hari," jelasnya.
"Harga untuk satu rumah di dalam kota sama dengan membeli empat buah rumah di wilayah lain yang lebih murah," katanya.
Keempat rumah yang dibelinya itu terletak di wilayah Corio, Lara, Morwell dan Moe akan menyediakan akomodasi selama masa krisis jangka pendek atau tempat tinggal jangka panjang yang stabil.
Rumah di Lara, misalnya, akan disediakan hingga tiga bulan kepada mereka yang memiliki anak dan sedang dalam daftar tunggu untuk mendapatkan akomodasi jangka panjang.
"Ini rumah yang sangat indah, sangat mirip dengan apa yang kita bayangkan sebagai rumah nenek," kata Pearce.
Dia mengatakan telah berbicara dengan penyedia perumahan untuk generasi dan organisasi pemerintah tentang bagaimana mengelola properti sebaik-baiknya.
"Masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan," ujarnya.
Tiga hari sebelum menginjak usia 16 tahun, ibu dan ayah tirinya meminta dia untuk meninggalkan rumah.
"Ketika itu saya sudah bekerja di Hungry Jack's jadi saya mengambil tambahan waktu kerja lagi selama beberapa jam," katanya.
"Lucunya, saat itu saya tidak terlalu memikirkan hal itu. Saya menganggap hal itu sebagai tahapan yang harus saya hadapi untuk sukses," tambahnya.
Dia menceritakan hal itu pada guru matematikanya, sosok yang memiliki hubungan baik dengan dirinya. Dan sang guru itu mengatur tempat tinggal yang stabil untuk diri Pearce.
"Dia memiliki koneksi dengan sebuah rumah di Elwood yang menyediakan akomodasi bagi kaum muda yang ingin tetap bersekolah," katanya.
"Ini mungkin alasannya mengapa saya mau menyediakan rumah seperti itu sekarang," tambahnya.
Pearce sekarang memiliki bisnis sukses dan menurut dia, keempat anaknya "belum benar-benar menginginkan apapun".
"Saya agaknya mampu mengatasi masalah lebih baik dari kebanyakan orang," katanya.
Dikutip dari ABC.net.au [30/5/2017], Jessica Pearce begitu tersentuh melihat kehidupan para tunawisma di Melbourne, Australia, sehingga ia pun memutuskan membeli beberapa rumah para gelandangan itu.
Pearce tengah menginap di sebuah hotel di Flinders Street bersama pasangannya selama liburan Natal ketika mereka melihat masalah tunawisma di Melbourne.
"Kami merasa terkejut dan sepertinya juga merasa bersalah. Kami tidak menyadari betapa buruknya situasi perumahan di Melbourne," katanya kepada ABC.
"Jalan-jalan dipenuhi orang yang tidur berjajar beralaskan kasur atau tanah."
"Saya rasa pengalaman itu begitu menyentuh dan saya pikir mungkin ada sesuatu yang bisa kami lakukan."
Akomodasi yang stabil
Pasangan itu menghabiskan dua malam berkeliling dengan membagi-bagikan uang kertas $20 dan $50 kepada mereka yang tidur di jalan-jalan. Pasangan ini juga berbicara dengan mereka mengenai keadaan hidup para tunawisma.Salah satu dari tunawisma tersebut adalah seorang pria yang sedang tidur di tangga gereja Katedral St. Paul.
"Dia memiliki anak berusia dua dan tiga tahun yang tinggal dengan mantan pasangannya. Dia tidak memiliki akses terhadap kedua anaknya itu karena tidak punya tempat tinggal," kata Pearce.
Pearce dan rekannya mengundang pria itu ke hotel mereka selama dua malam, sebelum menempatkannya di sebuah motel selama sebulan.
"Saya ingin dia memiliki akomodasi yang stabil untuk anak-anaknya."
Beli 4 Rumah
Pearce baru saja selesai melunasi cicilan rumahnya sendiri dan ingin membeli properti sebagai investasi di seputaran pusat kota Melbourne.Tapi setelah pengalaman tersebut, dia memutuskan untuk membeli rumah di daerah yang lebih murah. Dua minggu lalu ia membeli empat buah rumah.
"Seluruh rumah itu saya beli hanya berselang tiga atau empat hari," jelasnya.
"Harga untuk satu rumah di dalam kota sama dengan membeli empat buah rumah di wilayah lain yang lebih murah," katanya.
Keempat rumah yang dibelinya itu terletak di wilayah Corio, Lara, Morwell dan Moe akan menyediakan akomodasi selama masa krisis jangka pendek atau tempat tinggal jangka panjang yang stabil.
Rumah di Lara, misalnya, akan disediakan hingga tiga bulan kepada mereka yang memiliki anak dan sedang dalam daftar tunggu untuk mendapatkan akomodasi jangka panjang.
"Ini rumah yang sangat indah, sangat mirip dengan apa yang kita bayangkan sebagai rumah nenek," kata Pearce.
Dia mengatakan telah berbicara dengan penyedia perumahan untuk generasi dan organisasi pemerintah tentang bagaimana mengelola properti sebaik-baiknya.
"Masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan," ujarnya.
Tunawisma saat Remaja
Alasan di balik tindakan murah hati yang dilakukan Jessica Pearce ini mungkin bisa dijelaskan oleh kisah dirinya sendiri.Tiga hari sebelum menginjak usia 16 tahun, ibu dan ayah tirinya meminta dia untuk meninggalkan rumah.
"Ketika itu saya sudah bekerja di Hungry Jack's jadi saya mengambil tambahan waktu kerja lagi selama beberapa jam," katanya.
"Lucunya, saat itu saya tidak terlalu memikirkan hal itu. Saya menganggap hal itu sebagai tahapan yang harus saya hadapi untuk sukses," tambahnya.
Dia menceritakan hal itu pada guru matematikanya, sosok yang memiliki hubungan baik dengan dirinya. Dan sang guru itu mengatur tempat tinggal yang stabil untuk diri Pearce.
"Dia memiliki koneksi dengan sebuah rumah di Elwood yang menyediakan akomodasi bagi kaum muda yang ingin tetap bersekolah," katanya.
"Ini mungkin alasannya mengapa saya mau menyediakan rumah seperti itu sekarang," tambahnya.
Pearce sekarang memiliki bisnis sukses dan menurut dia, keempat anaknya "belum benar-benar menginginkan apapun".
"Saya agaknya mampu mengatasi masalah lebih baik dari kebanyakan orang," katanya.
Post a Comment for "Jessica Pearce, Pengusaha Sukses Mantan Gelandangan ini Beli Rumahuntuk Tampung Tunawisma!"