Kisah Haji Ramli, Tukang Sate yang Prinsip Hidupnya Menginspirasi Ribuan Netizen

Kisah Haji Ramli, Tukang Sate yang Prinsip Hidupnya Menginspirasi Ribuan Netizen!


SilahkanSHARE! | Di bulan ramadhan, beruntunglah untuk anda yang bisa menemukan inspirasi dan hikmah kebaikan. Karena saat ana bisa menemukan kebaikan, ada ribuan mungkin jutaan netizen masih sibuk menyebarkan kebencian melalui akun media sosial mereka.

Semoga saja jika anda ikut membaca tulisan di silahkanSHARE.com, anda termasuk orang yang bisa mendapatkan inspirasid an kebaikan usai membacanya.

Salah satu kisah yang viral di sosial media kali ini yaitu terkait dengan Kisah Haji Ramli, seorang penjual tukang Sate yang Prinsip Hidupnya Menginspirasi Ribuan Netizen.

Kisah Ramli penjual sate tersebut bisa menjadi viral dan saat kami membuat tulisan ini sudah dishare 66.073 kali dan sudah dilike hingga 93 ribu lebih dan komentarnya mencapai 11 ribu komentar.

Untuk mendokumentasikan kisah penuh inspirasi ini, berikut ini kisah selengkapya, sebagaimana kami kutip langsung dari akun facebook bernama Gabriel Steven.

Rezeki Itu Ada di Langit, Bukan di Bumi!


Saya punya sate langganan , Ini sate paling enak di surabaya menurut saya. Susah cari lawannya!


Yang aneh, sate ini bukanya suka-suka. Jadi kita harus telpon dulu kalau mau ke sana. Beberapa kali saya nekad datang ke sana tanpa telepon dulu eeehhh tutup.


Saya tanya: "Kenapa cara jualannya seperti itu? Pak haji Ramli penjual satenya menjawab: "Rejeki sudah ada yang ngatur, kenapa harus ngoyo?"


"Bukan ngoyo Pak", jawab saya. "Bapak bisa kehilangan pelanggan kalo jualannya begitu!" "Ah, kayak situ yg ngatur rejeki aja", katanya."


Saya kasih dia saran, "Sebaiknya Bapak buka tiap hari! Kalau bisa malam juga buka karena banyak orang suka makan sate malam juga Pak!", kata saya meyakinkan dia.


Pak Haji Ramli menghela napasnya agak dalam. "Hai anak muda, rezeki itu ada di langit bukan di bumi! Anda muslim kan?" tanya Pak haji sambil natap wajah saya. "Suka ngaji gak? Coba baca Quran: "Cari nafkah itu siang, malam itu untuk istirahat!", kata Pak haji lagi meyakinkan.


"Saya cuma mau jualan siang, kalau malam biarlah itu rejekinya tukang sate yang jualannya malam. Dari jualan sate siang saja saya sudah merasa cukup dan bersyukur, kenapa harus buka sampe malam?", Pak Haji nyerocos sambil membakar sate.


"Coba liat orang-orang yang kelihatanya kaya itu. Pake mobil mewah, rumahnya mewah. Tanya mereka, emang hidupnya enak?"


"Pasti lebih enak saya karena saya gak dikejar target, gak dikejar hutang! Saya 2 minggu sekali pulang ke madura, mancing, naik sepeda lewat sawah-sawah, lewat kampung-kampung, bergaul dengan manusia-manusia yang menyapa dengan tulus. Bukan nyapa kalau ada maunya!


Biarpun naik sepeda tapi jauh lebih enak daripada naik Jaguar! Anginnya asli gak pake AC. Denger kodok, jangkrik lebih nyaman di kuping daripada dengerin musik dari alat musik bikinan!


Coba Anda pikir, buat apa kita ngoyo bekerja siang-malam? Jangan-jangan kita muda kerja keras ngumpulin uang, sudah tua uangnya dipake ngobatin penyakit kita sendiri karena terlalu kerja keras waktu muda! Itu banyak terjadi kan?


Dan... jangan lupa, Tuhan sudah menakar rejeki kita! Jadi buat apa kita nguber rejeki sampe malam? Rejeki gak bakal ketuker!! Yang kerja siang ada bagiannya, begitu juga yang kerja malam!"


"Kalau kata peribahasa, waktu itu adalah uang. Tapi jangan diterjemahkan tiap waktu untuk cari uang! Waktu itu adalah uang, artinya kita harus bisa memanfaatkan sebaik-baiknya karena waktu tidak bisa diulang, uang bisa dicari lagi! Waktu lebih berharga dari uang. Makanya saya lebih memilih waktu daripada uang!"


"Waktu saya ngobrol dengan Anda ini jauh lebih berharga daripada saya bikin sate. Kalau saya cuma bikin sate, di mata Anda, saya hanya akan dikenang sebagai tukang sate.


Tapi dengan ngobrol begini semoga saya bisa dikenang bukan cuma tukang sate, mungkin saya bisa dikenang sebagai orang yang punya arti dalam hidup Anda sebagai pelanggan saya. Kita bisa bersahabat!


Waktu saya jadi berguna juga buat saya. Begitu juga buat Anda. Kalau Anda merasa ngobrol dengan saya ini sia-sia, jangan lupa ya: "Rejeki bukan ada di kantor, tapi di langit!" Begitu kata Pak Haji Ramli menutup pembicaraan.


Semoga dari kisah tersebut diatas, para pembaca bisa mendapatkan inspirasi penuh makna dalam menjalani kehidupan kita masing-masing.

Semoga Alloh S.W.T selalu melapangkan rizqy kita yang banyak lagi berkah dan halal, sehingga mampu memberikan kebahagiaan untuk keluarga, saudara, teman, dan banyak orang.

Amiiiin

Post a Comment for "Kisah Haji Ramli, Tukang Sate yang Prinsip Hidupnya Menginspirasi Ribuan Netizen"