Menjelang wafat, Rosululloh bersandar di dada ‘Aisyah , lalu ia berikan siwak kepada Rosululloh yang diambil dari saudara kandungnya Abdurrohman bin Abu Bakar ketika ia masuk untuk menemui Rosululloh,,,,, ,.
Beliau mencelupkan tangan ke dalam bejana yang berisi air lalu mengusapkan ke wajahnya seraya berkata dengan suara yang serak, “La Ilaha Illalloh, sesungguhnya kematian itu pasti diiringi sekarat (sakarotul maut).” Kemudian berkata lagi, “Bersama orang-orang yang diberi nikmat atas mereka, yaitu: para nabi, ash-Shiddiqin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang sholih. Ya Alloh kasihanilah aku dan pertemukan aku dengan Kekasih Yang Maha Tinggi (ar-Rofiq al-‘Ala)!”. Beliau mengulangi kalimat yang terakhir ini sebanyak tiga kali.
Mengertilah ‘Aisyah bahwa Rosululloh diberi pilihan dan beliau memilih ar-Rofiq al-‘Ala, Alloh . ‘Aisyah berkata, “Termasuk di antara nikmat yang Alloh berikan kepadaku adalah bahwa Rosululloh wafat di rumahku, berada di pangkuanku, di antara paru-paruku dan tenggorokanku, Alloh mengumpul-kan antara ludahku dan ludahnya pada saat kematiannya.”
Mengetahui sang Ayah sudah tiada, Fathimah berkata,
“Duhai ayahku, ia telah menyambut panggilan Robbnya…”
“Duhai ayahku, surga Firdauslah tempat bermukimnya…”
“Duhai ayahku, kepada Malaikat Jibril kami mengkabarkan atas kewafatannya…”
Ibnu Ishak berkata, “Ketika Rosululloh wafat, terjadi perselisihan antara kaum Anshor dan kaum Muhajirin perihal kekhilafahan sebelum mereka mengurus jenazahnya. Kaum Anshor berpihak kepada Sa’ad bin Ubadah di Saqifah Bani Sa’ad, sedangkan kaum Muhajirin berkubu kepada Abu Bakar, ‘Umar dan Usaid di Bani ‘Abdul Asyhal, adapun ‘Ali bin Abi Tholib bersama az-Zubair bin al-Awwam, dan Tholhah bin Ubaidilah menyendiri di rumah Fathimah , setelah terjadi diskusi dan perdebatan akhirnya mereka sepakat untuk mengangkat Abu Bakar sebagai Kholifah. Setelah pengangkatan, buru-buru para sahabat sibuk mengurus jenazah Rosululloh hingga akhir malam Selasa.
Pada hari Selasa mereka memandikan Rosululloh . ‘Aisyah berkata, “Ketika para Sahabat hendak memandikan Rosululloh, mereka berselisih paham tentang cara pemandiannya, apakah baju yang dikenakan beliau dilepas atau tidak, sebagian mengatakan dilepas dan sebagian yang lain jangan. Ketika mereka berselisih, tiba-tiba Alloh membuat mereka tertidur hingga semua dagu mereka menempel pada dadanya masing-masing. Setelah itu, ada orang -mereka tidak tahu siapa orang tersebut- yang berkata, ‘Hendaklah kalian memandikan Rosululloh tanpa melepas pakaian beliau’. Kemudian mereka memandikannya tanpa melepaskan pakaian yang dikenakannya.” Orang-orang yang memandikannya adalah: ‘Ali bin Abi Tholib, al-Abbas bin ‘Abdul Mutholib, al-Fadhl bin al-‘Abbas bin ‘Abdul Mutholib, Qutsam bin al-Abbas, Usamah bin Zaid bin Haritsah, dan Syuqron mantan budak Rosululloh serta Aus bin Khauli .
Setelah selasai dimandikan, para sahabat kembali berselisih pendapat soal dimana jasad Rosululloh akan disemayamkan, kemudian Abu Bakar bangkit berkata, “Sesungguhnya aku telah mendengar Rosululloh bersabda, “Tidaklah seorang Nabi wafat kecuali dikubur di tempat ia wafat.” Seketika itu juga para sahabat langsung menggali kuburan dimana Rosululloh wafat. Sebelum dimakamkan, para sahabat bergiliran masuk ke dalam kamar untuk mensholati Rosululloh sendiri-sendiri tanpa ada yang mengimami, pertama kali yang mensholati adalah keluarganya, kemudian kaum Muhajirin lalu kaum Anshor dan yang terakhir para wanita dan anak kecil. Kemudian Rosululloh dimakamkan di pertengahan malam, hari Selasa malam Rabu.
‘Aisyah berkata, “Kami tidak mengetahui proses pemakaman Rosululloh kecuali setelah kami mendengar suara cangkul di tengah malam.”
Muhammad bin Ishaq berkata, “Sahabat-sahabat yang turun ke kuburan Rosul ialah ‘Ali bin Abi Tholib, al-Fadhl bin al-‘Abbas bin ‘Abdul Mutholib, Qutsam bin al-‘Abbas, Syuqron, serta Aus bin Khouli .”
BACA JUGA :WASIAT RASULULLAH SEBELUM WAFAT YANG WAJID DIKETAHUI SELURUH KAUM MUSLIMIN
Post a Comment for "DETIK-DETIK WAFATNYA RASULULLAH "