Keberanian Rosululloh
Hakikat keberanian adalah mengekang jiwa dari dorongan-dorongan rasa takut sehingga manusia tidak takut dalam kondisi-kondisi yang memerlukan keberanian, sedang rasa takut merupakan keburukan dan tercela.
Nabi Muhamamad adalah manusia yang paling bagus akhlaknya, paling dermawan, dan paling berani. Dengan demikian seorang Muslim selayaknya menjadikan Nabi Muhammad adalah sebaik-baik qudwah (teladan) dan contoh dalam hal keberanian. Berikut ini beberapa contoh keberanian Rosululloh :
Hakikat keberanian adalah mengekang jiwa dari dorongan-dorongan rasa takut sehingga manusia tidak takut dalam kondisi-kondisi yang memerlukan keberanian, sedang rasa takut merupakan keburukan dan tercela.
Nabi Muhamamad adalah manusia yang paling bagus akhlaknya, paling dermawan, dan paling berani. Dengan demikian seorang Muslim selayaknya menjadikan Nabi Muhammad adalah sebaik-baik qudwah (teladan) dan contoh dalam hal keberanian. Berikut ini beberapa contoh keberanian Rosululloh :
1. Ketika pertempuran Hunain benar-benar berkecamuk, sedangkan pasukan Kaum Muslimin dan kafir telah bertemu, tiba-tiba kaum Muslimin lari mundur ke belakang. Kendatipun kaum Muslimin mundur ke belakang, namun Rosululloh tetap memacu kudanya menghadapi tentara kafir. Dengan gagah berani Beliau menghadapi serangan orang-orang kafir yang semakin ganas, kemudian Beliau bersabda: “Wahai ‘Abbas, serulah Ashhabus Samroh (penduduk Samroh).” Kemudian ‘Abbas berkata: “Maka aku berseru dengan suaraku yang paling keras: “Dimana Ashhabus Samroh? ‘Abbas berkata lagi: “Demi Alloh, selama mereka mendengar seruanku, hati (simpati) mereka tergugah sebagaimana tergugahnya hati seekor sapi demi mendengar jeritan anak-anaknya, mereka langsung menjawab: “Labbaik (ya, kami siap menyambutnya), Labbaik (ya, kami siap menyambutnya), kemudian ‘Abbas berseru lagi: “Bunuh dan perangilah orang–orang kafir itu! Ketika itu Rosululloh memperhatikan mereka dari atas punggung keledai sebagai orang yang siap memecutnya untuk memerangi orang-orang kafir, lalu Rosululloh bersabda: “Sekarang pertempuran sedang berkecamuk.” (HR. Muslim)
2. Barro’ bin ‘Azib pernah di tanya seseorang: “Wahai Barro’ apakah kalian juga ikut berpaling mundur pada peristiwa Hunain? Barro’ menjawab: Demi Alloh, tidak, sekali-kali Rosululloh tidak mundur ketika itu, Bahkan sahabat-sahabat beliau yang masih muda dan gagah keluar meghadapi orang-orang kafir itu, mereka adalah para pemuda yang sigap dan tanggap, tanpa memakai baju besi dan tanpa persenjataan yang lengkap menghadapi tentara-tentara kafir dengan gagah berani, dengan serentak mereka maju kedepan gelanggangan pertempuran hingga bertemu dengan pasukan pemanah. Lalu panah-panah itu hampir-hampir tidak satupun yang mengenai mereka. Lalu berkumpullah Bani Hawazin dan Bani Nashr yang dengan serentak mereka melepaskan anak-anak panahnya, hampir-hampir tak satu pun anak panah yang mengenai sasaran, akhirnya pasukan kafir itu kocar-kacir. Akan tetapi mereka (kaum kafir) berpindah haluan yaitu berbalik memburu Rosululloh , ketika itu beliau masih berada di atas punggung keledainya yang dituntun oleh Abu Sufyan bin al-Harits, kemudian Beliau turun dari kudanya, lalu berdoa dan memohon pertolongan, beliau berdoa: “Aku adalah Nabi yang tidak pernah bohong Aku adalah anak keturunan Abdul Mutholib. Ya Alloh turunkanlah pertolongnmu.” (HR. al-Bukhori dan Muslim)
3. Imam Bukhori dan Muslim meriwayatkan dari Anas , ia berkata: “Nabi adalah manusia yang paling bagus akhlaknya, paling dermawan, dan paling berani. Pada suatu malam penduduk Madinah di kagetkan oleh suatu suara, kemudian manusia bersegera bergerak menuju asal suara, tetapi mereka mendapatkan Nabi lebih dulu berada di tempat itu, kemudian Beliau bersabda: “Kenapa kalian takut, kenapa kalian takut.” Ketika itu Beliau sedang mengendarai kuda milik Abu Tholhah tanpa pelana di atasnya, sedang di lehernya tergantung sebilah pedang, Beliau bersabda: “Dia telah melarikan diri.” (HR. al-Bukhori dan Muslim)
BACA SELANJUTNYA : BELAJAR DARI SIKAP SANTUN RASULULLAH SAW
Post a Comment for "SEPERTI APAKAH KEBERANIAN RASULULLAH ? CARI TAHU !"