AKHLAK RASULULLAH: LEMAH LEMBUT DAN RAMAH
Ibnu Hajar berkata: “ar-Rifqu (lemah lembut) dan al-Liinu (ramah tamah) mengandung makna: ramah dan lemah lembut dalam perkataan dan perbuatan, mepermudah suatu urusan, berakhlak baik, mempertebal dan memperbanyak kesabaran, tidak terburu-buru marah dan bersikap keras.”
Nabi sangat memperhatikan dan menggangap agung kedudukan ar-rifqu dalam setiap perkara, Beliau menjelaskan hal itu melalui ucapan dan perbuatannya dengan penjelasan yang sempurna dan menyeluruh, agar umatnya mampu mempraktekkan ar-rifqu dalam seluruh urusan dan perkara kehidupannya.
Lemah lembut adalah penyebab munculnya kebaikan; karena dengannya semua maksud dan tujuan bisa diraih dan memudahkan seseorang mendapat dan meraih cita-citanya, ada pahala yang hanya bisa didapatkan dengannya.
Rosululloh melarang keras ummatnya bersikap keras dan mempersulit masalah. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Aisyah , dia berkata: Saya mendengar Rosululoloh bersabda di rumahku ini (sabdanya);
))اللَّهُمَّ مَنْ وَلِىَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِى شَيْئًا فَشَقَّ عَلَيْهِمْ فَاشْقُقْ عَلَيْهِ وَمَنْ وَلِىَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِى شَيْئًا فَرَفَقَ بِهِمْ فَارْفُقْ بِهِ((
“Ya Alloh, siapa saja yang mengurus perkara umatku ini (menjadi pemimpin) lalu ia bersikap keras dan kasar kepada mereka, semoga Engkau bersikap kasar kepadanya, dan siapa saja yang mengurus urusan ummatku, lalu ia berlemah lembut kepada mereka, maka berlemah lembutlah Engkau kepadanya.” (HR. Muslim)
Beliau apabila mengutus salah seorang sahabatnya untuk suatu urusan, Beliau senantiasa berpesan dan memerintahkan kepadanya agar mempermudah dan tidak mempersulit (membuat mereka lari dan jera).
Diriwayatkan dari Abu Musa , ia berkata:
“Apabila Rosululloh mengutus salah seorang sahabat untuk suatu urusan, Beliau selalu bersabda kepada mereka:
))بَشِّرُوا وَلاَ تُنَفِّرُوا وَيَسِّرُوا وَلاَ تُعَسِّرُوا((
“Berilah kabar genbira janganlah kalian buat mereka lari dan takut, mudahkanlah dan jangan kalian mempersulit.” (HR. Muslim)
Untuk menumbuhkan sikap lemah lembut dan ramah tamah pada diri kita saat bermuamalah kepada setiap orang, alangkah baiknya kita memperhatikan beberapa peristiwa berikut ini:
1. Diriwayatkan dari Anas , ia berkata:
“Ketika kami sedang berada di masjid bersama Rosululloh , tiba-tiba datang seorang Arab Badui, kemudian masuk masjid dan kencing di dalamnya, seketika itu juga para sahabat meng-hardiknya seraya berkata, “Apa-apaan ini?, Kemudian Rosululloh bersabda, “Biarkanlah ia jangan kalian putus kencingnya!”, akhirnya mereka membiarkan orang tersebut menyelesaikan kencingnya, setelah itu Rosululloh memanggilnya dan bersabda kepadanya: “Sesungguhnya masjid ini tidak layak sedikitpun dikencingi dan dikotori (dengan kotoran seperti ini), sesungguhnya masjid ini hanya untuk dzikir kepada Alloh, sholat dan untuk membaca al-Qur’an. Kemudian Rosululloh menyuruh salah seorang sahabatnya mengambil seember air dan menyiramnya ditempat kencing.” (HR. al-Bukhori)
2. Diriwayatkan dari Abu Umamah , ia berkata:
Ada seseorang pemuda menemui Nabi lalu berkata: Wahai Rosululloh, izinkan aku melakukan zina; seketika itu kaum yang ada di sisi Rosululloh menghardiknya seraya berkata: Enyahlah kamu dari sini!, kemudian Rosululloh bersabda: Dekatkanlah ia kepadaku, kemudian pemuda itu lebih mendekat kepada Rosululloh, kemudian Beliau bersabda kepadanya, “Apakah kamu senang jika orang lain melakukannya kepada ibumu?” dia menjawab: Demi Alloh, tidak, semoga Alloh menjadikanku sebagai tebusanmu ya Rosul, kemudian Beliau bersabda lagi: “Apakah kamu senang bila orang lain melakukannya kepada anak perempuanmu?” dia menjawab: Demi Alloh, tidak, semoga Alloh menjadikanku tebusanmu. Beliau bersabda: “Demikian juga orang lain tidak senang kalau anak perempuannya dizinai”. Beliau bersabda lagi: “Apakah kamu senang jika orang lain melakukannya terhadap saudarimu?” dia menjawab: Demi Alloh, tidak, semoga Alloh menjadikanku sebagai tebusanmu. Beliau bersabda: “Demikian juga orang lain tidak rela kalau kalau saudarinya dizinai”. Beliau bersabda lagi: “Apakah kamu senang jika orang lain melakukannya terhadap bibimu?” dia menjawab: Demi Alloh, tidak, semoga Alloh menjadikanku sebagai tebusanmu. Beliau bersada: “Demikian juga orang lain tidak rela jika bibinya dizinai”. Beliau bersabda lagi: “Apakah kamu senang jika orang lain melakukannya terhadap bibi dari ibumu?, dia menjawab: Demi Alloh, tidak, semoga Alloh menjadikanku sebagai tebusanmu. Beliau bersabda: “Demikian juga orang lain tidak rela jika bibi dari ibunya dizinai.”. Setelah itu Rosululloh meletakkan tangannya di atas kepala pemuda itu seraya berdo’a: “Ya Alloh ampunilah dosanya, bersihkanlah hatinya, dan jagalah farjinya”. Setelah kejadian itu sang pemuda itu tidak sedikitpun menoleh kepada sesuatu yang diharamkan Alloh.” (HR. Ahmad)
3. Diriwayatkan dari ‘Aisyah , ia berkata:
Ada sekelompok kaum yahudi menemui Rosululloh seraya berkata: “Assalamu’ailkum (semoga kematian atasmu). ‘Aisyah berkata; “lalu aku balas mereka.” Aku berkata: “Wa’alaikum saam wa la’natu (semoga kecelakaan dan laknat juga atasmu).” Kemudian Rosululloh bersabda: “Tahanlah wahai ‘Aisyah, sesungguhnya Alloh mencintai kelemah-lembutan dalam setiap perkara”, lalu aku berkata: “Wahai Rosululloh tidakkah engkau mendengar apa yang mereka ucapkan? Beliau bersabda: “Sesungguhnya telah aku katakan dan atasmu juga. (HR. al-Bukhori)
Rosululloh juga pernah bersabda:
“Wahai ‘Aisyah sesungguhnya Alloh itu Maha Lembut mencintai kelembutan, Dia memberi kelemahlembutan itu sesuatu yang tidak di berikan karena kekerasan, dan mem-berikan sesuatu yang tidak di berikan karena selainnya.” (HR. Muslim)
BACA SELANJUTNYA : KEBERANIAN RASULULLAH
Post a Comment for "SIFAT LEMAH LEMBUT DAN RAMAH TAMAH RASULULLAH SAW"